Menu

Monday, January 7, 2019

Soedirman Jendral Muslim Sang Penakluk Imperialis


Selama ini kita di buat terkagum-kagum dengan panglima perang Muslim era kenabian atau pun era ke khalifahan Islam yang gagah berani melawan kejahatan ataupun membebaskan sebuah kota muslin yang tertindas, tapi tahukan kalian pada masa abad modern ternyata kita memiliki panglima perang  yang tidak kalah beraninya dengan era kenabian atau era khalifahan Islam, Yup…Dibumi nusantara ini kita memiliki salah satu jenderal perang Muslim terbaik sepanjang sejarah.

Ia adalah Jenderal Soedirman yag mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat dan bersama para pejuang lainnya dengan persenjataan yang tidak sebanding dengan para penjajah pada masanya berhasil mengusir penjajah di Buni Pertiwi dan membuat para tentara penjajah Belanda ketakutan bila mendengar namanya.

Mari kita sejenak kita menoleh kebelakang mengenal sosok jendral Muslim ini, 

Awal Kehidupan Sang Jendral

Jendral Besar Raden Soedirman Lahir 24 Januari 1916, dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem saat pasangan ini tinggal di rumah saudari Siyem yang bernama Tarsem di rembang, Bodas Karangjati, Purbalingga, Hindia Belanda (saat itu nama Indonesia belum ada dan masih menjadi jajahan Belanda). Jenderal Soedirman pun mendapatkan gelar raden karena dianggap sebagai anak sendiri oleh Cokrosunaryo. Sejak kecil ia dididik dengan sangat baik oleh orang tua angkatnya itu. Ia disekolahkan hingga menjadi pemuda yang sangat cerdas.

Hingga berumur 18 tahun, Jenderal Soedirman tidak pernah diberitahu siapa orang tua aslinya. Ia hanya tahu jika Cokrosunaryo adalah ayah yang menyayanginya dengan tulus. Setelah Cokrosunaryo pensiun sebagai camat pada akhir 1916, Soedirman ikut dengan keluarganya ke Manggisan, Cilacap. Di tempat inilah ia tumbuh besar. Di Cilacap, Karsid dan Siyem memiliki seorang putra lain bernama Muhammad Samingan. Karsid meninggal dunia saat Soedirman berusia enam tahun, dan Siyem menitipkan kembali kedua putranya pada saudara iparnya dan kembali ke kampung halamannya di Parakan Onje, Ajibarang.

Soedirman dibesarkan dengan cerita-cerita kepahlawanan, juga diajarkan etika dan tata karma Priyayi serta etos kerja dan kesederhanaan wong cilik, atau rakyat jelata. Untuk pendidikan agama, ia dan adiknya mempelajari Islam di bawah bimbingan Kyai Haji Qahar. Soedirman adalah anak yang taat agama dan selalu sholat tepat waktu. Ia dipercaya untuk mengumandangkan Adzan dan Iqomat Saat berusia tujuh tahun, Soedirman terdaftar di sekolah pribumi (hollandsch inlandsche school). Meskipun hidup berkecukupan, keluarga Soedirman bukanlah keluarga kaya. Selama menjabat sebagai camat, Cokrosunaryo tidak mengumpulkan banyak kekayaan, dan di Cilacap ia bekerja sebagai penyalur mesin jahit Singer.

Pada tahun kelimanya bersekolah, Soedirman diminta untuk berhenti sekolah sehubungan dengan ejekan yang diterimanya di sekolah milik pemerintah Hindia Belanda permintaan ini awalnya ditolak, namun Soedirman dipindahkan ke sekolah menengah milik Taman Siswa pada tahun ketujuh sekolah. Pada tahun kedelapan, Soedirman pindah ke Sekolah Menengah Wirotomo setelah sekolah Taman Siswa ditutup oleh Ordonasi Sekolah Liar karena diketahui tidak terdaftar. Kebanyakan guru Soedirman di Wirotomo adalah Nasionalais Indonesia yang turut mempengaruhi pandangannya terhadap penjajah Belanda, Soedirman belajar dengan tekun di sekolah, gurunya Suwarjo Tirtosupono menyatakan bahwa Soedirman sudah mempelajari pelajaran tingkat dua di saat kelas masih mempelajari pelajaran tingkat satu. 

Meskipun lemah dalam pelajaran Kaligrafi Jawa Soedirman sangat pintar dalam pelajaran matematika, ilmu alam, dan menulis, baik bahasa Belanda maupun Indonesia. Soedirman juga menjadi semakin taat agama di bawah bimbingan gurunya, Raden Muhammad Kholil. Teman-teman sekelasnya memanggilnya "haji" karena ketaatannya dalam beribadah, dan Soedirman juga memberikan ceramah agama kepada siswa lainya Selain belajar dan beribadah, Soedirman juga berpartisipasi dalam kelompok musik sekolah dan bergabung dengan tim Sepak Bola sebagai Bek. Kematian Cokrosunaryo pada tahun 1934 menyebabkan keluarganya jatuh miskin, namun ia tetap diizinkan untuk melanjutkan sekolahnya tanpa membayar sampai ia lulus pada akhir tahu Setelah kepergian ayah tirinya, Soedirman mencurahkan lebih banyak waktunya untuk mempelajari Sunnah dan doa. Pada usia 19 tahun, Soedirman menjadi guru praktik di Wirotomo.

Sayangnya masa kuliah dari Jenderal Soedirman harus berakhir setelah setahun dijalani. Beliau tidak memiliki uang lagi untuk membayar biaya kuliah yang cukup mencekik. Akhirnya dengan berberat hati, Jenderal Soedirman kembali ke Cilacap dan mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah yang membuatnya semakin dikenal dan diakui oleh banyak masyarakat.

Kepandaian yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman membuat seorang gadis bernama Alfiah kepincut. Akhirnya Jenderal Soedirman menikahi Alfiah yang merupakan anak dari pengusaha batik terkaya di daerah itu. Dari pernikahan ini, Jenderal Soedirman dikaruniani 3 orang anak yang bernama Didi Praptoastusi, Didi Sutjiati, dan Titi Wahjuti Setyaningrum.

Menjadi Anggota PETA

Soedirman Jendral Muslim Sang Penakluk Imperialis-Jenderal Soedirman pernah menjadi anggota PETA yang merupakan tentara bentukan Jepang. Ia ditunjuk sebagai komandan dan bertugas merekrut banyak anak muda di daerahnya untuk bergabung dengan PETA. Jepang melatih Soedirman bersama dengan anak pribumi lain berperang dengan harapan mampu berperang dan menghalau tentara Sekutu yang mulai gencar memburu Jepang di mana saja mereka berada.

Pergolakan tentara PETA yang ada di daerah lain membuat bawahan Jenderal Soedirman ikut memberontak. Bahkan mereka sempat membunuh satu orang Jepang. Mengetahui hal ini Jenderal Soedirman mengusahakan agar anak buahnya tidak dibunuh sebagai syarat pemberontakan akan dihentikan. Jepang menyetujui hal itu meski akhirnya mengirim mereka ke kamp konsentrasi dan dipekerjakan secara kasar.

Dipercaya Sebagai Pemimpin Perang

Setelah diasingkan ke kamp konsentrasi, Jenderal Soedirman dan anak buahnya kabur ke Jakarta. Mereka tahu Hiroshima dan Nagasaki dibom dan kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan saat itu juga. Ia menemui Soekarno dan disuruh untuk menjabat sebagai anggota Badan Keamanan rakyat cabang Banyumas. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi local Badan Kemanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. 

Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. 

Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati yang turut disusun oleh Soedirman dan kemudian Perjanjian Renville yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia.

Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuK Upaya Kudeta oleh PKI Tahun 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit Tuberkolosis karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.

Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung Di Kraton Sultan Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan Gerilya selama tujuh bulan.

Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. 

Ketika Penyakit TBC yang diidapnya kambuh ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembanga Esprit De Crops bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mi) yang ditempuhnya harus diikuti oleh Taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas Rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Inilah sekelumit kisah hidup Jenderal Soedirman yang sangat hebat itu. Meski akhirnya meninggal di usia yang muda, ia telah membawa perubahan besar bagi Indonesia. Dan kita semua harus memberikan penghormatan terbesar untuk beliau. Jenderal Soedirman merupakan seorang muslim taat yang berjuang mati-matian dengan keterbatasan fisik dan senjata, bersama rakyat untuk membuat Indonesia terus merdeka dan diakui dunia internasional dari Belanda yang ingin kembali menjajah Bumi pertiwi dibantu dengan para tentara sekutu. 

Negara ini didirikan oleh darah para pejuang muslim khususnya dan Rakyat Indonesia pada umumnya, sudah menjadi Tugas setiap muslim bersama masyarakat laiinnya menjaga negaranya, semoga rakyat menjadi waspada terhadap penjajahan gaya baru yang akan terus mengintai bumi Nusantara.


SPN

Sunday, January 6, 2019

Legenda Rawa Pening 2


Maka masuklah baru klinting ke dalam rumah sambil di iringi Mbok Rondo Dadapan “duduklah di bale ini nak, simbok akan ambilkan makanannya” ujar Mbok Rondo sambil berlalu menuju dapur, baru klinting pun duduk di bale sambil matanya melihat sekitar kondisi rumah Mbok Rondo Dadapan yang sudah reyot banyak atap yang bolong dan bocor klo hujan, “makanlah nak ini ada bubur jagung dan sayuran” ujar Mbok Rondo sambil menyodorkan nasi lauk pauk dan minuman yang mengejutkan baru klinting,  sambil makan baru klinting pun berbicara “Mbok ga ada daging ular seperti yang diterima warga desa?”. 

“Ada nak, tapi simbok Cuma dikasih tulang yang sedikit dagingnya simbok takut nak baru klining tidak mau” jawab Mbok Rondo, “ga apa-apa mbok, saya suka kok” akhirnya simbokpun mengambil sayur tulang ular tersebut dan memberikanya ke baru klinting, dengan lahapnya baru klinting memakan sayur tulang tersebut, sungguh ajaib ketika sayur daging tulang itu selesai di makan ada bagian luka yang tiba-tiba sembuh, 
hal ini mengakibatkan Mbok Rondho terperanjat kaget “jangan kaget mbok” kata baru klinting “saya sebernarnyta adalah jelmaan ular yang bertapa yang tubuhku di potong-potong untuk acara pesta bulan purnama esok malam”, Mbok Rondho pun merasa bersalah karena telah turut menerima pemberian daging dari warga desa “Mbok Rondho tidak salah karena tidak tahu” ujar baru klinting menenangkan.

“esok saya akan mengumpulkan bagian-bagian tubuh saya yang diambil oleh penduduk desa dengan mengadakan sayembara, apabila Mbok Rondo mendengar suara gumuruh dari arah lapangan dan banyak orang berlarian, Mbok Rondo harus ambil lesung untuk dinaiki dan mengambil centong sebagai dayungnya, dan terimalah ini Mbok Rondo sekantung emas untuk bekal hidup nanti” Mbok Rondo pun terdiam dan menerima emas yang diberikan baru klinting.

Keesokan harinya baru klinting menuju lapangan desa yang sedang ramai karena kebetulan ada persiapan buat pesta merti desa malamnya. “Wahai para penduduk desa berkumpullah kesini saya mau mengadakan sayembara” baru klinting berbicara keras “sayembara apa yang akan engkau adakan wahai baru klinting bocah gembel” sahut warga dengan merendahkannya.

“Barang siapa dapat mencabut sodo lanang (merupakan lidi dari pohon rumbia yang ukurannya lebih besar dari lidi buat menyapu) yang aku tancapkan ditanah  ini maka akan ku beri sekantung emas yang ada di tanganku namun apa bila kalah kalian wajib menyerahkan semua daging ular yang kalian ambil dari hutan jika tidak percaya periksalah emas yang ada ditanganku“ ujar baru klinting.

Para penduduk desa pun akhirnya berkumpul memeriksa emas yang ada di tangan baru klinting “wah..memang emas asli ini” saling bersahutan warga menjawab, “baiklah saya yang pertama mengikuti sayembara, ini daging ular sebagai taruhannya” ujar Pak Joyo mendaftar pertama lalu dia menuju ketempat sodo lanang yang terrtancap “Aaaarggg” dengan sekuat tenaga Pak Joyo mencoba menarik lidi tersebut namun tetap tidak bias tercabut “saya menyerah” kata Pak Joyo.

Akhirnya silih berganti warga desa menoba mencabut lidi tersebut namun gagal semua sehingga daging ularpun sudah terkumpul semua, “wahai penduduk desa masih adakah yang mau ikut sayembara” uajr baru klinting “ tidak ada, sekarang giliranmu mencabut lidi itu” sahut para warga, 

Tiba-tiba baru klinting berseru   “wahai penduduk desa ketahuilah aka adalah jelmaan ular naga yang engkau potong-potong, hari ini aka menuntut balas atas perbuatanmu dan kerusakan alam yang kau perbuat selama ini” sahut baru klinting yang kemudian sekilas menjelma menjadi ular naga namun kemudian berubah wujud menjadi pemuda yang rupawan.

Baru klinting pun mencabut lidi tersebut namun air menyembur dari bekas lubang lidi mulanya hanya besar lidi tersebut, tapi tak berselang lama menjadi membesar semburannya para warga pun berlarian menyelamatkan diri karena air dari semburan tersebut semakin membesar dengan sangat cepat bahkan laksana air bah yang menenggelamkan.

Ketika Mbok Rondo dadapan sedang menjemur jagung tampak dari jauh dilihatnya pera penduduk berlarian dari atas lapangan dan terdengar pula suara gemuruh dari arah lapangan, buru-buru mbok rondo mengambil centongnya dan naik keatass lesung.
Diatas lesung yang menjadi perahu Mbok Rondo Dadapan pun melihat warga desa yang tenggelam diterjang air bah, dan desanya pun sedikit demi sedikit tenggelam menjadi danau dan rawa sambil menitikan air mata berdoa “duh Gusti ampunilah penduduk desa atas dosa-dosanya selama ini” sambil mendayung lesung menuju tempat lain yang tidak kebanjiran.

Itulah cerita dongeng legenda turun temurun tentang danau rawa pening yang tetap lestari sampai sekarang yang mengandung pesan bahwa janganlah menyebarkan kerusakan di muka bumi ini karena semua ada hukumannya, berbuat baiklah pada sesama karena akan mendapat balasan yang baik.

 Saat ini danau tersebut telah menjadi obyek wisata yang ramai dan menjadi andalan propinsi Jawa Tengah yang terletak di kaki gunung Ungaran-Salatiga, untuk menuju ke arah obyek wisata tersebut mudah dijangkau karena terletak dianatara Jalan raya terminal Bawen menuju Salatiga.

Daerahnya sangat subur dengan mata pencaharian penduduknya bertani dan nelayan ikan di danau rawa pening, udaranyapun sangat sejuk perpaduan antara area pertanian, danau dan gunung yang sangat indah dipandang, para penduduknya pun masih memengang adat istiadat dengan teguh, hingga saat ini orang-orang sekitar masih percaya ketika malam-malam ada suara menggelegar dari arah rawa itu bertanda Naga Baru Klinting sedang berenang atau sedang mengunjungi danaunya untuk mengawasi penduduk sekitar.

Sekian.


SPN

Legenda Danau Rawa Pening



Alkisah Dijaman dulu kala dikaki gunung Telamoyo (Unggaran sekarang) tersebutlah desa yang sangat subur makmur namanya Desa Dadapan namun berbanding terbalik dengan anugrah dari Tuhan yang didapat didesanya, penduduk Desa. Dadapan mempunyai sifat yang tamak angkuh dan sombong jauh dari norma sosial dan agama, klo siang mencari nafkah dengan bertani atau berdagang tapi klo malam di isi dengan mabuk-mabukan, berzina dan berfoya-foya.

Pada Suatu ketika pak lurah ingin mengumpulkan para penduduk desa di pukulah kentongan sebagai tanda untuk mengumpulkan warga di bale desa, warga desa yang sedang mencari nafkah langsung berkumpul ke bale desa begitu ada bunyi ketongan dari arah bale desa.

“Wahai penduduk Desa Dadapan, tak terasa  beberapa hari lagi kita akan memasuki  purnama ke enam pada tahun ini sudah selayaknya kita menyambutnya dengan mengadakan acara merti desa atau sedekah bumi sesuai dengan adat istiadat leluhur kita” kata Pak Lurah dihadapan warga desa, “benar Pak Lurah” kata penduduk desa Kompak bersahutan. 

Pak lurah pun sadar bahwa penduduk desanya sangat kikir klo urusan sumbang-menyumbang buat kepentingan desanya “oleh karena itu besok lusa para warga saya perintahkah mencari ubo rampenya bagi pemuda mencari makanan dan hewan buruan di hutan sedangkan yang wanita meracik dan menyiapkan bumbu masakan” lanjut Pak Lurah berkata. Para warga pun serempak menjawab “siap pak lurah”.

Hari yang ditentukan pun tiba para pemuda desa dadapan berame-rame pun pergi ke hutan untuk berburu hewan,  hari itu cuaca tidak terlalu mendukung sebantar panas sebentar hujan sehingga tidak ada hewan buruan yang ditemui seharian “kita lanjut berburu esok saja, saat ini cuaca tidak mendukung dan sudah sore mari kita pulang” teriak pak marto selaku sesepuh desa yang menjadi pimpinan rombongan berburu kepada kelompoknya.

Keesokan paginya para warga desa melanjutkan perburuannya namun apa dikata cuaca tetap kurang mendukung sehingga hewan pun susah di temui “mari teman-teman kita kelilingi wiliyah gunung ungaran ini, kita harus mencari sampai dapat binatang buruang karena sudah tidak ada waktu lagi” kata pak marto, entah kenapa hari itu tidak ada hewan buruan satupun baik kijang, banteng atau ayam hutan, “pak marto, kawan-kawan pengen istirahat sebentar banyak diantara mereka yang letih karena sudah muter-muter dan naik turun gunung ungaran ini “ kata pak samijo mewakili temen-temanya.

“Baiklah kita istirahat dulu untuk memulihkan tenaga” jawab Pak Marto. Para warga desapun akhirnya berhenti dan beristirahat di hutan. Pak samijo pun memilih duduk di akar pohon yang telah ditumbuhi lumut golok yang di bawa di pinggangnya di tancapkan di akar pohon sambil minum dia merokok untuk melepas penat.

“Istirahatnya sudah cukup, mari kita berburu lagi” tegas Pak Marto, penduduk desa pun berdiri untuk melanjutkan perburuan tiba-tiba ada dah mengalir deras dari akar pohon ketika Pak Samijo mau mencabut goloknya, “Pak Marto tunggu dulu..lihat batang akar yang aku tancapkan golok keluar darahnya.“ Pak Marto pun berbalik arah dan meneliti batang akar tersebut “teman-teman bersihkan batang akar ini saya curiga ini adalah badan ular” para warga pun membersihkan batang akar tersebut “ Lihat pak marto memang benar ini bukan akar tapi tubuh ular panjang dan sebesar pohon kelapa yang sedang bertapa” sahut warga.

“ Wah beruntung kita, tak perlu capek-capek lagi berburu” ujar Pak Marto “tunggu Pak Marto apa tidak kena karma nanti, jika kita membunuh ular yang sedang bertapa” ujar warga lain mencegahnya,  “wah peduli apa kita yang penting dagingnya bisa kita makan dalam acara merti desa nanti” ujar pak marto, para warga pun akhirnya memotong tubuh ular tersebut berame-rame dan membawanya kekampung.

Selang keesokan harinya ada anak kecil compang-camping dengan bagian tubuh yang terluka dari arah gunung ungaran menuju Desa Dadapan “Pak bagi dagingnya saya kelaparan” ujar anak kecil itu memelas, “siapa kamu, sana pergi” hardik setiap warga yang ditemui, tak berapa lama kabar tentang anak kecil yang tidak di kenal dan tanpa nama yang meminta makan pun terdengar semua warga kampung, mereka menjulukinya dengan sebutan “baru klinting” dari kata barong yang artinya manusia yang awut-awutan atau yang penampilannya berantakan dan klinting yang berasal dari bunyi lonceng kecil yang biasa dijadikan kalung wajib anak kecil didesa pada masa itu .

Setiap rumah yang dilewati Baru Klinting selalu langsung menutup pintu rapat-rapat sampai akhirnya sampai di ujung desa di rumah Mbok Rondo Dadapan yang hidup sendiri sebatang kara di rumah reyot yang sedang menumbuk jagung “Mbok Rondo saya minta makannya sudah seharian ini saya muter-muter belum makan”kata baru klinting memelas, “masuklah nak kerumah, simbok sudah mendengar kabarmu dari orang-orang kampung” jawab simbok dengan senyum tulusnya “namun simbok hanya punya bubur jagung”. Bersambung

Penulis : SPN

Friday, January 4, 2019

Sejarah Gunung Krakatau



Wilayah Nusantara secara geografis berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan pada akhirnya membuatnya menjadi rangkaian gunung api aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia).

Kawasan Indonesia menjadi area benturan antara Lempeng Indo Australia yang bergerak ke utara dan Lempeng Pasifik yang relative kearah barat. Itulah yang menyebabkan kepulauan Indonesia dihimpit oleh dua pergerakan, masing-asing kea rah utara dan ke arah barat. 

Kecepatan pergerakan itu mencapai 4-6 cm pertahun, maka lempeng yang yang bertabrakan tersebut menunjam tepat ditengah Kepulauan Indonesia dan memberikan kesempatan pada magma untuk naik persis diatas Nusantara dan membentuk banyak pulau yang dikelilingi lautan. 

Sementara di utara ada lempeng ketiga, yaitu lempeng Eurasia yang menahan himpitan tersebut, sehingga membuat Indonesia berada dalam pertarungan tiga lempeng besar dunia.

Akibat benturan ketiga lempeng tersebut, membuat retaknya beberapa bagian pada kerak bumi, selain menimbulkan panas, juga memproduksi batuan cair (magma). Melalui retakan-retakan tersebut yang bisa dikatakan sebagai bidang lemah, magma cair tersebut terdorong naik ke permukaan bumi dan membentuk kerucut-kerucut gunung api.

Zona subduksi yang terbentuk sangatlah luas, dimulai dari sisi selatan barat Pulau Sumatera hingga sisi selatan Pulau Jawa. Zona tersebut berlanjut hingga ke Nusa Tenggara yang memanjang dari barat ke timur. Lalu di bagian timur Nusantara jalurnya memutar, dimulai dari Laut Banda di Maluku. Zona subduksi inilah yang membuat Indonesia kaya akan gunung api dan dikenal sebagai Ring of Fire.


Pada tanggal 22 Desember 2018 pukul 21.30 WIB tsunami menerjang pulau jawa dan sumatera lebih tepatnya daerah banten dan lampung yang menelan korban meninggal sekitar 437 orang, kerusakan material meliputi 611 unit rumah, 69 unit hotel dan villa, 60 warung kuliner, dan 420 kapal dan perahu.  Tsunami di wilayah pantai sekitar Selat Sunda, di Anyer, Banten dan Lampung, merupakan dampak berkelanjutan dari erupsi Anak Gunung Krakatau.

Sejarah Gunung Krakatau-Mari kita sedikit menoleh kebelakang untuk mengetuhi sejarah gunung Krakatau yang penulis himpun dari berbagai sumber. Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Catatan mengani letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Dimana Isinya antara lain menjelaskan : “Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. 

Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya Pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau Sumatera”

Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakann berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung.

Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia Purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.

Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun. 

Perkembangan Gunung Krakatau

Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan Basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau. 

Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan Lava Andesitik Asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. 

Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.

Erupsi 1883

Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada gunung tersebut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geograpict mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. 

Menurut para peneliti di University Of Nort Dakota ledakan Krakatau bersama ledakan Tambaro (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Gueness Book Of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Tsunami (gelombang laut) naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak di Kota Cilegon hingga Cilamaya di Kerawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan(Ujung Kulon) serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. 

Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer. 


 Anak Krakatau

Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki). 

Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 190 meter (7.500 inci atau 500 kaki) lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. 

Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut. 

Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. 

Beberapa ahli Geologi memprediksi letusan ini akan terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.

Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M.

Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya. Anak Krakatau saat ini secara umum oleh masyarakat lebih dikenal dengan sebutan "Gunung Krakatau" juga, meskipun sesungguhnya adalah gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya.

Indonesia dikenal sebagai negara tropis berupa gugusan kepulauan terbesar di dunia yang dikelilingi 129 gunung api aktif dan diapit empat lempeng teknonik. Tak hanya memberi keindahan, keberadaan gunung api tersebut juga menyimpan potensi bencana.
Bencana alam di Indonesia dikategorikan menjadi bencana geologi seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, dan tsunami. 

Sementara bencana hidrometeorologi adalah banjir, kebakaran hutan, kekeringan, dan puting beliung.Keunikan tersebut membuat negara kita memiliki potensi kegempaan 10 kali lebih besar dibanding Amerika Serikat.

Mari tinggakatkan kewaspadaan terhadap bencana di sekitar kita dan jangan lupa lebih peduli kepada korban bencana



SPN