Menu

Showing posts with label Cerita. Show all posts
Showing posts with label Cerita. Show all posts

Monday, January 21, 2019

Kancil Mencuri Timun


Pada jaman duhulu kala hutan sangatlah lebat banyak binatang yang tinggal di hutan dengan aman tanpa takut akan diburu manusia banyak makanan melimpah ruah sehingga para binatang tidak takut kelaparan.

Pada masa itu ada seekor kancil pintar yang hidup dihutan belantara, setiap hari menyusuri hutan untuk mencari makan setiap jengkal hutan telah kancil susuri sehingga kancil hapal tiap jengkal dari hutan tersebut. 

Kancil Mencuri Timun-Pada suatu hari si kancil berjalan-jalan untuk mencari makan tak terasa sampailah ia di pingggiran hutan ia melihat sawah yang ditanam pak tani, tanamannya begitu hijau dengah buah mentimun yang sangat segar dilihatnya.."Buah apa itu keliatan kok seger banget disiang yang panas ini" guman kancil sambil menghampiri buah mentimun yang baru pertama kali dilihatnya, akhirnya kancilpun memakan buah mentimun itu,

 "Wah...memang seger ini buah, tapi hari dah mulai sore aku harus cepat-cepat masuk kehutan sebelum ketahuan pak tani' guman kancil lagi, akhirnya kancilpun masuk kehutan dan berencana kembali lagi besoknya.

Suatu ketika pak tani bersama istrinya mengunjungi sawahnya untuk merawat tanaman mentimunya "lho bu tanaman mentimunnya kok banyak yang hilang, trus ini banyak sisa-sisa bekas dimakan hewan'', ''iya pak..wah ini pasti ada binatang yang memakannya harus di jagain ini pak, klo bisa besok buat perangkap supaya hewan yang mencuri timun kapok'' jawab ibu tani tersebut,  keesokan harinya pak tani pun memasang perangkap disawah. 

"Wah cuacanya panas banget, enak nich klo makan mentimun disawah segerrrrr...." guman kancil pada suatu siang yang sangat panas terik, kancil tidak menyadari bahwa pak tani telah memasang perangkap disawahnya, sampai disawah kancil pun dengan lahapnya memakan mentimun yang ada dan tiba-tiba "krakkk...." kancil kaget ternyata kakinya telah masuk perangkap, "Wah ketangkap juga kau kancil pencuri timun, akan kujadikan lauk buat makan malam" ujar pak tani yang telah berdiri dihadapan kancil. 

Kancilpun dibawa pak tani kerumahnya dan dimasukin ke kandang supaya tidak lepas, kancilpun bersedih dan berfikir keras agar bisa bebas dari kandang ketika kancil senang berfikir tiba-tiba anjing penjaga menghampiri kancil sambil tertawa

"Hahahaha....sekarang kamu telah ketangkap kancil dan akan menjadi santapan makan malam keluarga pak tani dan tentunya aku akan mendapat bagian daging yang enak", "kata siapa aku akan menjadi santapan pak tani? justru aku akan menjadi tamu kehormatan dan akan dikawinkan dengan anak gadis pak tani" jawab kancil " kamu jangan melucu kancil masa hewan bisa kawin dengan manusia hahahah " kata anjing penjaga pak tani sambil tertawa

" Wahai anjing penjaga pak tani yang gagah apa kamu tidak tahu bahwa pak tani sudah tahu kalau aku adalah hewan kesayangan Nabi Sulaiman" ujar kancil lagi "maksudmu??" jawab anjing penjaga sudah mulai keheranan. Kancil pun menjawab "Iya bener pak tani udah tahu klo aku hewan kesayangan Nabi Sulaiman, jadi aku akan berubah menjadi pria tampan dan dinikahkan dengan salah satu anak gadis pak tani"

"Wah..enak bener kamu kancil tidak jadi di sembelih malah mau di kawinkan dengan anaknya pak tani, aku juga mau kalau gitu kejadiannya" jawab anjing "Aku sebenarnya ga begitu suka jadi manusia, aku lebih suka tetep jadi kancil karena bisa bebas kesana kemari" jawab kancil lagi sambil mencoba merajuk ke anjing penjaga "klo kamu mau gantiin, 

aku sangat berterima kasih lagian kamu kan dah lama jadi anjing penjaga" imbuh kancil lagi, sang anjing pun termenung sambil berguman dalam hati "bener juga aku dah lama menjadi penjaga pak tani seharusnya aku", akhirnya sang anjing pun terperdaya oleh kata manis kancil dan mengeluarkan sikancil dari kandangnya untuk menggantikannya, 

kancilpun berkata "Tunggulah disini saya akan ke hutan dan lapor Nabi Sulaiman bahwa engkau yang menggantikanku sehingga bisa merubahmu menjadi pria tampan" kancilpun lari sekencang-kencangnya masuk ke hutan dan berjanji dalam hati tidak akan mengulangi lagi mencuri di sawah Pak Tani, tinggalah sang anjing dikandang dan meratapi nasibnya setelah sadar bahwa ia telah tertipu oleh sikancil.

Akhir kata adik-adik jangan suka mencuri seperti kancil karena bisa masuk penjara, dan jangan gampang percaya oleh janji manis seseorang sebelum tahu kebenarannya seperti anjing yang meratapi kebodohannya.

Ya itulah dongeng sebelum tidur yang diceritakan oleh Bapakku dulu semoga bermanfaat. 


SPN

Sunday, January 6, 2019

Legenda Rawa Pening 2


Maka masuklah baru klinting ke dalam rumah sambil di iringi Mbok Rondo Dadapan “duduklah di bale ini nak, simbok akan ambilkan makanannya” ujar Mbok Rondo sambil berlalu menuju dapur, baru klinting pun duduk di bale sambil matanya melihat sekitar kondisi rumah Mbok Rondo Dadapan yang sudah reyot banyak atap yang bolong dan bocor klo hujan, “makanlah nak ini ada bubur jagung dan sayuran” ujar Mbok Rondo sambil menyodorkan nasi lauk pauk dan minuman yang mengejutkan baru klinting,  sambil makan baru klinting pun berbicara “Mbok ga ada daging ular seperti yang diterima warga desa?”. 

“Ada nak, tapi simbok Cuma dikasih tulang yang sedikit dagingnya simbok takut nak baru klining tidak mau” jawab Mbok Rondo, “ga apa-apa mbok, saya suka kok” akhirnya simbokpun mengambil sayur tulang ular tersebut dan memberikanya ke baru klinting, dengan lahapnya baru klinting memakan sayur tulang tersebut, sungguh ajaib ketika sayur daging tulang itu selesai di makan ada bagian luka yang tiba-tiba sembuh, 
hal ini mengakibatkan Mbok Rondho terperanjat kaget “jangan kaget mbok” kata baru klinting “saya sebernarnyta adalah jelmaan ular yang bertapa yang tubuhku di potong-potong untuk acara pesta bulan purnama esok malam”, Mbok Rondho pun merasa bersalah karena telah turut menerima pemberian daging dari warga desa “Mbok Rondho tidak salah karena tidak tahu” ujar baru klinting menenangkan.

“esok saya akan mengumpulkan bagian-bagian tubuh saya yang diambil oleh penduduk desa dengan mengadakan sayembara, apabila Mbok Rondo mendengar suara gumuruh dari arah lapangan dan banyak orang berlarian, Mbok Rondo harus ambil lesung untuk dinaiki dan mengambil centong sebagai dayungnya, dan terimalah ini Mbok Rondo sekantung emas untuk bekal hidup nanti” Mbok Rondo pun terdiam dan menerima emas yang diberikan baru klinting.

Keesokan harinya baru klinting menuju lapangan desa yang sedang ramai karena kebetulan ada persiapan buat pesta merti desa malamnya. “Wahai para penduduk desa berkumpullah kesini saya mau mengadakan sayembara” baru klinting berbicara keras “sayembara apa yang akan engkau adakan wahai baru klinting bocah gembel” sahut warga dengan merendahkannya.

“Barang siapa dapat mencabut sodo lanang (merupakan lidi dari pohon rumbia yang ukurannya lebih besar dari lidi buat menyapu) yang aku tancapkan ditanah  ini maka akan ku beri sekantung emas yang ada di tanganku namun apa bila kalah kalian wajib menyerahkan semua daging ular yang kalian ambil dari hutan jika tidak percaya periksalah emas yang ada ditanganku“ ujar baru klinting.

Para penduduk desa pun akhirnya berkumpul memeriksa emas yang ada di tangan baru klinting “wah..memang emas asli ini” saling bersahutan warga menjawab, “baiklah saya yang pertama mengikuti sayembara, ini daging ular sebagai taruhannya” ujar Pak Joyo mendaftar pertama lalu dia menuju ketempat sodo lanang yang terrtancap “Aaaarggg” dengan sekuat tenaga Pak Joyo mencoba menarik lidi tersebut namun tetap tidak bias tercabut “saya menyerah” kata Pak Joyo.

Akhirnya silih berganti warga desa menoba mencabut lidi tersebut namun gagal semua sehingga daging ularpun sudah terkumpul semua, “wahai penduduk desa masih adakah yang mau ikut sayembara” uajr baru klinting “ tidak ada, sekarang giliranmu mencabut lidi itu” sahut para warga, 

Tiba-tiba baru klinting berseru   “wahai penduduk desa ketahuilah aka adalah jelmaan ular naga yang engkau potong-potong, hari ini aka menuntut balas atas perbuatanmu dan kerusakan alam yang kau perbuat selama ini” sahut baru klinting yang kemudian sekilas menjelma menjadi ular naga namun kemudian berubah wujud menjadi pemuda yang rupawan.

Baru klinting pun mencabut lidi tersebut namun air menyembur dari bekas lubang lidi mulanya hanya besar lidi tersebut, tapi tak berselang lama menjadi membesar semburannya para warga pun berlarian menyelamatkan diri karena air dari semburan tersebut semakin membesar dengan sangat cepat bahkan laksana air bah yang menenggelamkan.

Ketika Mbok Rondo dadapan sedang menjemur jagung tampak dari jauh dilihatnya pera penduduk berlarian dari atas lapangan dan terdengar pula suara gemuruh dari arah lapangan, buru-buru mbok rondo mengambil centongnya dan naik keatass lesung.
Diatas lesung yang menjadi perahu Mbok Rondo Dadapan pun melihat warga desa yang tenggelam diterjang air bah, dan desanya pun sedikit demi sedikit tenggelam menjadi danau dan rawa sambil menitikan air mata berdoa “duh Gusti ampunilah penduduk desa atas dosa-dosanya selama ini” sambil mendayung lesung menuju tempat lain yang tidak kebanjiran.

Itulah cerita dongeng legenda turun temurun tentang danau rawa pening yang tetap lestari sampai sekarang yang mengandung pesan bahwa janganlah menyebarkan kerusakan di muka bumi ini karena semua ada hukumannya, berbuat baiklah pada sesama karena akan mendapat balasan yang baik.

 Saat ini danau tersebut telah menjadi obyek wisata yang ramai dan menjadi andalan propinsi Jawa Tengah yang terletak di kaki gunung Ungaran-Salatiga, untuk menuju ke arah obyek wisata tersebut mudah dijangkau karena terletak dianatara Jalan raya terminal Bawen menuju Salatiga.

Daerahnya sangat subur dengan mata pencaharian penduduknya bertani dan nelayan ikan di danau rawa pening, udaranyapun sangat sejuk perpaduan antara area pertanian, danau dan gunung yang sangat indah dipandang, para penduduknya pun masih memengang adat istiadat dengan teguh, hingga saat ini orang-orang sekitar masih percaya ketika malam-malam ada suara menggelegar dari arah rawa itu bertanda Naga Baru Klinting sedang berenang atau sedang mengunjungi danaunya untuk mengawasi penduduk sekitar.

Sekian.


SPN

Legenda Danau Rawa Pening



Alkisah Dijaman dulu kala dikaki gunung Telamoyo (Unggaran sekarang) tersebutlah desa yang sangat subur makmur namanya Desa Dadapan namun berbanding terbalik dengan anugrah dari Tuhan yang didapat didesanya, penduduk Desa. Dadapan mempunyai sifat yang tamak angkuh dan sombong jauh dari norma sosial dan agama, klo siang mencari nafkah dengan bertani atau berdagang tapi klo malam di isi dengan mabuk-mabukan, berzina dan berfoya-foya.

Pada Suatu ketika pak lurah ingin mengumpulkan para penduduk desa di pukulah kentongan sebagai tanda untuk mengumpulkan warga di bale desa, warga desa yang sedang mencari nafkah langsung berkumpul ke bale desa begitu ada bunyi ketongan dari arah bale desa.

“Wahai penduduk Desa Dadapan, tak terasa  beberapa hari lagi kita akan memasuki  purnama ke enam pada tahun ini sudah selayaknya kita menyambutnya dengan mengadakan acara merti desa atau sedekah bumi sesuai dengan adat istiadat leluhur kita” kata Pak Lurah dihadapan warga desa, “benar Pak Lurah” kata penduduk desa Kompak bersahutan. 

Pak lurah pun sadar bahwa penduduk desanya sangat kikir klo urusan sumbang-menyumbang buat kepentingan desanya “oleh karena itu besok lusa para warga saya perintahkah mencari ubo rampenya bagi pemuda mencari makanan dan hewan buruan di hutan sedangkan yang wanita meracik dan menyiapkan bumbu masakan” lanjut Pak Lurah berkata. Para warga pun serempak menjawab “siap pak lurah”.

Hari yang ditentukan pun tiba para pemuda desa dadapan berame-rame pun pergi ke hutan untuk berburu hewan,  hari itu cuaca tidak terlalu mendukung sebantar panas sebentar hujan sehingga tidak ada hewan buruan yang ditemui seharian “kita lanjut berburu esok saja, saat ini cuaca tidak mendukung dan sudah sore mari kita pulang” teriak pak marto selaku sesepuh desa yang menjadi pimpinan rombongan berburu kepada kelompoknya.

Keesokan paginya para warga desa melanjutkan perburuannya namun apa dikata cuaca tetap kurang mendukung sehingga hewan pun susah di temui “mari teman-teman kita kelilingi wiliyah gunung ungaran ini, kita harus mencari sampai dapat binatang buruang karena sudah tidak ada waktu lagi” kata pak marto, entah kenapa hari itu tidak ada hewan buruan satupun baik kijang, banteng atau ayam hutan, “pak marto, kawan-kawan pengen istirahat sebentar banyak diantara mereka yang letih karena sudah muter-muter dan naik turun gunung ungaran ini “ kata pak samijo mewakili temen-temanya.

“Baiklah kita istirahat dulu untuk memulihkan tenaga” jawab Pak Marto. Para warga desapun akhirnya berhenti dan beristirahat di hutan. Pak samijo pun memilih duduk di akar pohon yang telah ditumbuhi lumut golok yang di bawa di pinggangnya di tancapkan di akar pohon sambil minum dia merokok untuk melepas penat.

“Istirahatnya sudah cukup, mari kita berburu lagi” tegas Pak Marto, penduduk desa pun berdiri untuk melanjutkan perburuan tiba-tiba ada dah mengalir deras dari akar pohon ketika Pak Samijo mau mencabut goloknya, “Pak Marto tunggu dulu..lihat batang akar yang aku tancapkan golok keluar darahnya.“ Pak Marto pun berbalik arah dan meneliti batang akar tersebut “teman-teman bersihkan batang akar ini saya curiga ini adalah badan ular” para warga pun membersihkan batang akar tersebut “ Lihat pak marto memang benar ini bukan akar tapi tubuh ular panjang dan sebesar pohon kelapa yang sedang bertapa” sahut warga.

“ Wah beruntung kita, tak perlu capek-capek lagi berburu” ujar Pak Marto “tunggu Pak Marto apa tidak kena karma nanti, jika kita membunuh ular yang sedang bertapa” ujar warga lain mencegahnya,  “wah peduli apa kita yang penting dagingnya bisa kita makan dalam acara merti desa nanti” ujar pak marto, para warga pun akhirnya memotong tubuh ular tersebut berame-rame dan membawanya kekampung.

Selang keesokan harinya ada anak kecil compang-camping dengan bagian tubuh yang terluka dari arah gunung ungaran menuju Desa Dadapan “Pak bagi dagingnya saya kelaparan” ujar anak kecil itu memelas, “siapa kamu, sana pergi” hardik setiap warga yang ditemui, tak berapa lama kabar tentang anak kecil yang tidak di kenal dan tanpa nama yang meminta makan pun terdengar semua warga kampung, mereka menjulukinya dengan sebutan “baru klinting” dari kata barong yang artinya manusia yang awut-awutan atau yang penampilannya berantakan dan klinting yang berasal dari bunyi lonceng kecil yang biasa dijadikan kalung wajib anak kecil didesa pada masa itu .

Setiap rumah yang dilewati Baru Klinting selalu langsung menutup pintu rapat-rapat sampai akhirnya sampai di ujung desa di rumah Mbok Rondo Dadapan yang hidup sendiri sebatang kara di rumah reyot yang sedang menumbuk jagung “Mbok Rondo saya minta makannya sudah seharian ini saya muter-muter belum makan”kata baru klinting memelas, “masuklah nak kerumah, simbok sudah mendengar kabarmu dari orang-orang kampung” jawab simbok dengan senyum tulusnya “namun simbok hanya punya bubur jagung”. Bersambung

Penulis : SPN

Thursday, January 3, 2019

Legenda Baru Klinting Bertapa



Karena kemampuan ilmunya yang tinggi didalam semedinya Ki Hajar tak terasa meneteskan air mata mengatahui bahwa anak kesayangannya melahirkan ular naga “Duh Hyang dewa haruskah aku meneruskan semedi ini untuk meminta welas asihmu agar cucuku bisa berubah menjadi manusia normal” kata Ki Hajar dalam hati.

Ni Endhang Ariwulan pun memberi nama anaknya dengan nama Naga Geni, Ni Endang pun merawat Naga Geni dengan penuh kasih sayang selayaknya ibu dengan anaknya, hari-hari Ni Endang di habiskan waktunya untuk merawat naga geni hingga beranjak remaja.

Disisi lain semenjak kepergian Ki Hajar banyak orang jahat yang ingin merampok penduduk desa karena melihat kemakmurannya, tiba-tiba dimalam yang sunyi terdengar bunyi kentongan bersahutan dari batas desa yang menandakan bahwa ada perampok yang masuk desa, Pragola pun terbangun seketika itu ia mengambil pedangnya sambil berlari ia keluar dari padhepokan “para murid padhepokan bersiaplah kita akan menghadapi perampok Kelabang Ijo yang terkenal ganas” maka secara serentak para murid padepokan mengatur barisan,

Pragola pun membawa murid padhepokan menuju batas desa, tampak para penduduk sedang melawan para perampok adapun para perempuan dan anak-anak berlarian menyelamatkan diri “serbu!!!” pekik Pragola, maka semakin sengitlah lah pertempuran malam itu para penduduk desa dibantu murid padhepokan berjuang melawan perampok yang terkenal kejam dan bengis, “ tang..ting..tang..ting…”bunyi logam pun saling beradu, terdengar saling bersahutan ditambah suara mengerang kesakitan menjadikan malam itu malam yang sangat mencekam.

Namun karena banyak penduduk desa yang tidak pandai beladiri di bandingkan para perampok maka banyaklah korban berjatuhan dari penduduk desa, sehingga para murid padepokan semakin terjepit karena kalah jumlah “Habisi para penduduk desa dan murid-murid Ki Hajar sebentar lagi kita akan kuasai desa ini hahahhahah” terdengar keras suara pimpinan Kelabang Ijo memberi perintah melihat anak buahnya ketika merasa mulai memenangkan pertarungan malam itu.

Di tengah-tengah keputusasan para penduduk desa karena kekalahan telah didepan mata, tanpa disangka-sangka dari arah timur terlihat seekor ular naga terbang menuju medan pertempuran meliuk-liukan tubuhnya menyerang para perampok dengan cakarnya yang tajam dan membakar para perampok dengan semburan api dari mulutnya, akhirnya para perampok pun kalah dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri “Berhenti” teriak Pragola supaya tidak mengejar perampok yang melarikan diri “Horeeee” teriak penduduk desa merasa gembira karena telah mengalahkan perampok.

Para penduduk takjub dengan seekor naga terbang yang telah menolongnya, “wahai penduduk desa ketahuilah Naga Geni ini adalah anak dari Ni Endang putri kesayangan dari Ki Hajar “ teriak Pragola dengan suara lantang untuk menenangkan penduduk desa yang sedang kebingungan “ohhh” serempak penduduk desa mengetahuinya, para penduduk desa pun bersimpuh dihadapan Naga Geni sebagai wujud terimakasih.

“Janganlah kau bersimpuh dihadapanku karena aku ga pantas untuk disembah” Ujar naga Geni, para penduduk desa pun bersuka ria karena kini ada pelindung di desanya.

Hari demi hari kegundahan sang naga geni semakin tak terbendung muncul keinginan dirinya untuk bisa maujud menjadi manusia seutuhnya “Duh ibu, bisakah saya menjadi manusia seutuhnya” kata Naga Geni pada suatu hari pada ibunya Ni Endhang,

“Angger Naga Geni anakku, ibu sungguh tahu perasaan hatimu oleh sebab itu temuilah eyangmu Ki Hajar Salokantara yang sedang bertapa untuk menolongmu di sebelah barat gunung Telamaya” kata Ni Endhang“.

Baiklah Bunda saya akan mempersiapakan diri untuk menemui eyang” singkat cerita ketika hendak menemui eyang, Ni endhang berpesan kepada Naga Geni “Anakku Naga Geni bawalah klintingan ini ketika engkau hendak menemui eyangmu sebagai pertanda bahwa engkau memang anakku”, “baiklah ibu” kata Naga Geni, maka berangkatlah ia menuju gunung Telamaya.

Sudah beberapa hari dilalui namun pertapaan Ki Hajar Salokantara seolah tertutup kabut tebal sehingga sulit ditemukan, nun jauh di sana Ni Endhang Ariwulan selalu memanjatkan doa-doa untuk keselamatan anaknya, akhirnya ketemulah gua pertapaan Ki Hajar. Masuklah Naga Geni kedalam gua tersebut.

didapatinya seorang resi yang sedang bertapa didalam gua “Eyang Hajar tolonglah berhenti bertapa cucunda Naga Geni sedang menghadap eyang” kata Naga Geni “Siapakah engkau wahai ular naga, apakah engakau seperti naga-naga yang lain yang selalu datang untuk menggoda semediku” kata Ki Hajar “Bukan eyang aku adalah cucumu, anak dari Ni Endhang Ariwulan, klintingan dari eyang ini sebagi buktinya” kata Naga Geni sambil menunjukan klintingan emas peninggalan Ki Hajar sebagai buktinya.

dilihatnya klintingan itu dengan cermat oleh ki hajar “memang benar ini adalah klintingan yang aku titipkan dulu pada putriku Ni Endhang” kata Ki Hajar “ tapi aku perlu satu bukti lagi untuk meyakinkanku” lanjut ki hajar “ apa itu eyang” kata Naga Geni “ kamu harus bisa memutari gunung Telamaya ini dengan tubuhmu sebagai bukti kau pewaris kesaktian keluarga kita” kata Ki Hajar “baiklah eyang” kata Naga Geni, maka Naga Geni dan Ki Hajar pun keluar dari gua.

Naga Geni pun mulai melingkari Gunung Telomoyo dengan tubuhnya namun ternyata hanya kurang sedikit untuk bisa mengaitkan tubuhnya dijulurkannya lidah Naga Geni untuk bisa menyatukan tubuhnya, namun Ki hajar dengan sigap langsung memotong lidah Naga Geni karena meilhat kilatan dalam lidah tersebut,

Naga Geni pun kaget “ Naga Geni ketahuilah lidah ini merupakan senjata pusaka ku yang dulu masuk kedalam tubuh ibumu” kata Ki Hajar sambil memegang lidah Naga Geni yang telah berubah menjadi senjata pusaka yang kelak menjadi pusaka legendaries tanah jawa bernama Pusaka Tombak Baru Klinting. Legenda Lahirnya Baru Klinting

”Angger Naga Geni sekarang saya percaya kamu adalah cucuku, namun...” kata Ki Hajar berhenti “Namun apa eyang “ kata Naga Geni sambil matanya berbinar karena Ki Hajar telah percaya bahwa dia adalah cucunya “untuk mengembalikan engkau menjadi wujud manusia seutuhnya kamu diwajibkan untuk bertapa di gunung ini dimulai pada malam purnama sidi” sambung Ki Hajar lagi “baiklah eyang kalau itu jalan yang harus aku tempuh saya bersedia” sahut Naga Geni.

Selang beberapa malam telah tibalah malam purnama sidi bulan terlihat bulat penuh, Ki Hajar pun mensucikan badan Naga Geni untuk memulai ritual bertapa “Angger cucuku naga geni malam ini mulailah bertapa memohon kepada para dewa sampai para dewa mengabulkan ke inginanmu untuk maujud menjdi manusia dan kelak orang-orang akan memanggilmu baru klinting” kata Ki Hajar, maka keluarlah Naga Geni untuk bertapa dengan melingkarkan tubuhnya mengelilingi gunung Telamoyo sampai maujud menjadi manusia seutuhnya.

PenuliS : SPN