Menu

Monday, November 26, 2018

Resiko Kesehatan Seorang Pembohong


Entah sudah berapa kali dalam hidup kita melakukan kebohongan baik ucapan maupun perbuatan, dalam hidup kita semua pasti benci kalau dibohongi rasanya nyesek di dada, kecewa dan lain sebagainya dan agamapun melarang kita untuk berbohong. bahkan ada lhoo film yang memuat akibat berbohong hidungnya jadi panjang...yup film Pinokio.

Menjadi pembohong beresiko pada diri kita karena pada dasarnya berbohong membuatmu menghadapi kehancuran-kehancuran kecil dari otak sampai hati. Masih nggak setuju kalau berbohong itu nggak baik bagi kesehatan? Setelah baca artikel ini dijamin kamu nggak akan kepingin berbohong, sekalipun hanya white lies, apalagi bohong untuk menutupi kebohongan lainnya.

Penelitian dari University of Notre Dame menyebutkan bahwa seseorang yang kerap berbohong lebih mudah sakit. Penelitian ini melibatkan 110 responden. Di mana separuh responden diminta berhenti atau mengurangi berkata bohong selama 10 minggu, sedangkan responden separuh lainnya tidak diberi instruksi khusus agar tidak berbohong.

Responden rata-rata berusia 18—71 tahun wanita dan pria. Selanjutnya, responden harus datang ke laboratorium setiap minggu untuk mengisi kuesioner kesehatan dan menjalani tes polygraph yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kebohongan yang dilakukan selama seminggu. Hasil penelitian ini pun sangat mengejutkan.



Saat responden dalam kelompok tanpa bohong tidak mengatakan kebohongan lebih dari tiga kali dalam seminggu, gejala sakit kepala, sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan dan masalah lainnya berkurang dibandingkan responden kelompok yang tidak diminta berhenti berbohong.

"Hubungannya cukup jelas. Tidak berbohong berkaitan dengan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi individu. Saya pikir itu cara yang menarik untuk melihatnya," ujar Anita Kelly selaku peneliti seperti dilansir HealthDay.

Fakta lainnya ditemukan bahwa kelompok yang diminta mengurangi bohong, berisiko tiga sampai empat kali lebih sedikit mengalami gangguan kesehatan mental dan fisik dalam waktu seminggu dibandingkan kelompok yang tidak diminta tidak berbohong. Kelompok tanpa bohong juga mengaku hubungan pribadinya juga semakin membaik dan interaksi sosial semakin lancar.

Menariknya, beberapa responden berhasil menemukan cara cerdas untuk menghindari berkata bohong. Salah satunya dengan mengatakan prestasi sebenarnya yang dicapai dalam keseharian tanpa harus membesar-besarkan pencapaiannya. Untuk mengalihkan perhatian penanya, sebagian responden menanggapi pertanyaan yang menyulitkan dengan pertanyaan lain.

Kemudian, beberapa responden juga berhenti membuat-buat alasan palsu atas keterlambatan atau kegagalannya saat menyelesaikan tugas. "Saya kira berbohong dapat menimbulkan banyak stres, menyebabkan kecemasan dan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan tidak hanya baik untuk hubungan, tapi juga baik untuk diri sendiri. Kebanyakan orang tahu dampak buruk dari berbohong terhadap hubungan, tapi tidak mengenali sejauh mana kebohongannya itu dapat menyebabkan stres," kata Dr Bryan Bruno, psikiater di Lenox Hill Hospital di New York City.

Kelly menjelaskan, penelitiannya berbeda dari literatur ilmiah lainnya karena tidak berfokus pada cara mendeteksi kebohongan, namun menekankan pada dampak kesehatan yang disebabkan dari berbohong.


Dari paparan penelitian  diatas berbohong ternyata beresiko bagi kesehatan kita, moga kita menjadi pribadi yang jujur karena dengan bersikap jujur kita tidak merasa seperti dikejar-kejar masalah yang membuat hati menjadi was-was, siapapun pasti suka dengan orang jujur, bahkan penjahatpun butuh partner yang jujur untuk membagi hasil kejahatannya, untuk menghindari atau berhenti dari kebiasaan berbohong, kamu bisa mulai dari berteman dengan orang-orang yang menghargai kebenaran dan kejujuran. 

Lalu kamu bisa tanyakan kepada diri sendiri, bagaimana rasanya kalau kamu tahu ada seseorang yang dekat denganmu berbohong. Nggak enak dan kamu pasti nggak mau 'kan dibohongin? Pasti butuh waktu untuk menghentikan kebiasaan ini. Ingat-ingat saja selalu bahwa kebenaran yang menyakitkan jauh lebih baik dibandingkan dengan kebohongan yang membuai semoga kita menjadi pribadi yang jujur,

SPN